Gotong royong merupakan salah satu nilai yang sangat dijunjung tinggi dalam budaya Indonesia. Nilai ini menekankan pentingnya kerjasama dan tolong menolong antar sesama untuk mencapai tujuan bersama. Di berbagai bidang kehidupan, gotong royong sering kali menjadi kunci keberhasilan dalam mencapai hasil yang maksimal.
Di lingkungan kampus, gotong royong juga seringkali terlihat dalam aksi solidaritas mahasiswa. Mahasiswa sebagai bagian dari masyarakat juga memiliki tanggung jawab untuk saling membantu dan mendukung satu sama lain dalam menjalani kehidupan perkuliahan. Berbagai contoh aksi solidaritas mahasiswa di kampus seringkali menjadi inspirasi bagi mahasiswa lainnya untuk turut berpartisipasi dalam kegiatan tersebut.
Salah satu contoh aksi solidaritas mahasiswa di kampus adalah kegiatan donor darah massal. Kegiatan ini biasanya diadakan oleh organisasi kemahasiswaan atau lembaga donor darah di kampus. Mahasiswa dari berbagai jurusan dan angkatan turut serta dalam kegiatan ini untuk memberikan sumbangsih darahnya guna membantu sesama yang membutuhkan. Dengan bersama-sama melaksanakan kegiatan ini, mahasiswa tidak hanya memberikan manfaat bagi orang lain, tetapi juga memperkuat rasa persaudaraan di antara sesama mahasiswa.
Selain kegiatan donor darah, aksi gotong royong mahasiswa di kampus juga terlihat dalam kegiatan sosial seperti bakti sosial dan penggalangan dana untuk membantu korban bencana alam. Mahasiswa terlibat aktif dalam mengorganisir dan melaksanakan kegiatan-kegiatan tersebut dengan tujuan untuk memberikan bantuan kepada masyarakat yang membutuhkan. Melalui aksi solidaritas ini, mahasiswa tidak hanya belajar tentang pentingnya saling membantu, tetapi juga mengasah kemampuan kepemimpinan dan keterampilan sosial.
Referensi:
1. Soekanto, S. (2006). Sosiologi suatu pengantar. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
2. Suprapto, R. (2019). Gotong Royong dalam Kehidupan Masyarakat Indonesia. Jurnal Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan, 1(1), 45-53.
3. Nugroho, A. (2017). Solidaritas Sosial dan Pemberdayaan Masyarakat. Jurnal Kajian Sosial, 6(2), 89-97.